Minggu, 10 Januari 2016

Nasional Indonesian civil and environmental Festival (ICEF) 2015




    Seminar Nasional Indonesian civil and environmental Festival (ICEF) 2015


          Pada tanggal 22 November 2015 Saya mengikuti seminar bertempat di Auditorium Andi Hakim Nasoetion IPB, Pada seminar ini di bagi 2 Sesi, Yaitu :
1.  Sesipertama

      Pada sesi ini yang bertemakan “Perkembangan Teknologi Pengolahan Limbah dan Remediasi sebagai Solusi Pengendalian Pencemaran Lingkungan di Indonesia” terdapat dua orang pembicara. Pembicara pertama yaitu Bapak Dr.Ir.Arief Sabdo Yuwono, M.Sc beliau merupakan dosen yang aktif melakukan penelitian di IPB dan juga ahli dalam limbah udara. Pembicara kedua yaitu Bapak Rofiq Iqbal S.T. M.Eng, Ph.D. beliau merupakan kepala rekayasa infrastruktur lingkungan di ITB dan juga ahli dalam limbah air. Dalam kesempatannya mereka menyampaikan mengenai permasalahan limbah di Indonesia dan membandingkannya dengan negara negara luar seperti jepang dan jerman serta bagaimana penanggulangannya secara visibel. Pencemaran lingkungan terjadi bukan karena salah dan kurangnya peraturan, tetapi karena kurangnya penerapan, pengawasan dan kesadaran. Mereka berpesan bahwa kita harus memiliki konstribusi diri sendiri terhadap lingkungan sebelum meminta orang lain. Kalau kita terus menunggu tidak akan bisa. Kita harus memulai dari sekarang, memulai dari diri sendiri, dan dari hal yang kecil seperti memilah sampah dan menanam tanaman.


                                                                      
                                                                                                       
2.  sesikedua

         Pada sesi ini yang bertemakan"Pembangunan Berkelanjutan Berbasis Ecovillage sebagai pengendali Pencemaran dan Peningkatan Kualitas Pembangunan"terdapat dua pembicara.
  Pembicara 1: Prof.Dr.Ir.Budi Indra Setiawan,M.Agr
Pembicara 2: Ir.Bintang Nugraha

*Ecovillage
-Muncul di tahun 1980 sebagai solusi alternatif terhadap budaya dan eksploitas sumber budaya alam
-Mendukung kehidupan sosial budaya
-Berupaya mencapai keselarasan,budaya dan kelestarian ekosistem
          
           *Definisi Ecovillage
-Komunitas tradisional yang dibentuk melalui proses kebersamaan

*wujud Ecovillage
-Anggota komunitas tidak terlalu banyak
-Komunitas dimana para anggota mendapat dukungan dan bertanggung jawab
-Semua anggota dapat berpartisipasi
           *Dimensi Sosial
-saling mengenal
-berbagi sumber daya
-saling membantu
-pencegahan penyakit
-tumbuhan ekspresi seni budaya
-bersatu dan hormat pada perbedaan

*Dimensi Ekologi
 -budidaya tanaman untuk produksi pangan organik memeannuhi kebutuhan pangan
-bangun rumah yang berbahan baku adaptif
-lindungi keanekaragaman hayati
-promosikan prinsip bisnis yang ramah lingkungan
-kaji daur hidupsemua produk yang digunakan dari aspek sosial,spiritual dan sosiologi
-jaga tanah air dan udara melalui kelola limbah dan energi.
        Intinya beliau menyampaikan konsep ecovillage muncul sebagai solusi alternatif terhadap budaya konsumerisme dan eksploitasi Sumber Daya Alam yang diharapkan dapat mendukung kehidupan sosial budaya yang berkualitas tinggi. Wujud dari ecovillage itu sendiri merupakan komunitas dimana para anggotanya mendapat dukungan dan bertanggung jawab terhadap mereka yang disekitarnya. Anggota komunitas tidak terlalu banyak sehingga saling mengenal, membantu, merasa nyaman dan didengar pendapatnya. Komunitas bisa hidup bila anda selalu melakukan inovasi-inovasi. Dalam akhir pembicaraannya mereka juga berpesan kita harus optimis berkontribusi menjaga lingkungan. Apa yang kita lakukan hari ini pasti berdampak digenerasi selanjutnya.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar