Kamis, 01 Maret 2012

PTKAI

KERETA

Kendaraan untuk angkutan penumpang disebut kereta. Sebagai obyek, angkutan penumpang relatif lebih homogen dibanding barang. Jarak angkutan berpengaruh pada konstruksi kereta. Pada kereta angkutan jarak dekat seperti kereta dalam kota, tidak dibutuhkan kenyamanan seperti kereta untuk angkutan jarak jauh. Pintu yang lebar harus disediakan pada kereta jarak dekat untuk memberikan kemudahan naik dan turun yang cepat.

Masa yang besar dari lokomotif pada waktu kecelakaan bisa menjadi bahaya yang sangat mematikan bagi keselamatan penumpang dalam kereta. Konstruksi yang kokoh merupakan salah satu persyaratan teknis yang harus dipenuhi disamping mampu melaju dengan kecepatan seperti yang diharapkan.

Jumlah kereta yang dibutuhkan untuk mendukung kebutuhan operasi tergantung pada efisiensi pemanfaatan kereta yang dimiliki. Semakin sedikit jumlah kereta yang dibutuhkan untuk pemeliharaan di Dipo dan di Balai Yasa maka semakin sedikit jumlah armada kereta yang dibutuhkan. Tingkat efisiensi ini didapat dengan melakukan pemeliharaan dan perawatan yang baik.

Cara mengoperasikan kereta juga berpengaruh pada pendapatan dari angkutan penumpang dan jumlah kereta yang dibutuhkan. Jika kereta lebih banyak waktunya digunakan unutk mengangkut penumpang maka utilisasi kereta akan semakin tinggi. Untuk mendapatkan utilisasi yang tinggi perlu diatur rute perjalanan kereta sehingga secara sambung-menyambung waktu yang tersedia bisa digunakan sebanyak mungkin untuk bergerak dan mengangkut penumpang.


Konstruksi kereta harus bisa melindungi penumpang dari bahaya. Dinding kereta yang lama dibuat dari kayu dan rangka dasar dibuat dari baja. Pada umumnya kereta yang sekarang dibuat dari lembaran baja dimana dinding, alas dan atap dibuat menjadi satu kesatuan rangka tunggal (monocoque). Konstruksi baja ditambah alat tolak-tarik otomatis menyebabkan bobot kereta relatif tinggi per satuan penumpang dibanding alat transportasi lainnya. Bobot kereta yang tinggi juga berpengaruh terhadap biaya operasi, karena konsumsi BBM tergantung pada berat kendaraan. Semakin berat kereta maka semakin banyak BBM perlu dikonsumsi untuk menarik kereta tersebut.

Upaya untuk menurunkan berat kereta terus dilakukan. Pada beberapa kereta digunakan rangka dari almunium untuk mendapat berat kereta yang lebih ringan. Pengurangan berat juga dilakukan dengan menghemat jumlah bogie melalui konstruksi artikulasi, dimana dua kereta pada ujungnya menopang pada satu bogie.

Kelengkapan pada kereta tergantung pada tingkat kenyamanan yang diharapkan penumpang, berapa banyak penumpang mampu membayar biaya perjalanan, apakah digunakan untuk jarak dekat atau jarak jauh dan jumlah rata-rata bagasi yang dibawa. Kombinasi antara unsur-unsur tersebut berpengaruh pada biaya investasi kereta.


Untuk angkutan jarak menengah dan jarak jauh adanya toilet merupakan syarat penting. Toilet diletakkan pada kedua ujung kereta dengan pintu menghadap ke bordes. Pintu dibuat menghadap ke bordes merupakan solusi dari bentuk toilet sebelumnya dengan pintu menghadap ke gang. Karena kebersihan yang kurang terjamin seringkali toilet mengeluarkan bau dan bau tersebut masuk ke ruang penumpang.

Kebutuhan air untuk toilet harus disediakan cukup untuk selama perjalanan atau akan diisi kembali setelah menempuh jarak tertentu. Tangki persediaan air biasanya terbuat dari tembaga dipasang di atas toilet dan di bawah atap. Pengisian air dilakukan di stasiun menggunakan saluran ke atas kereta.

Interaksi roda dan rel sepanjang perjalanan kereta api menimbulkan polusi suara. Agar polusi suara tidak masuk ke ruang penumpang, kereta perlu diberi pelapis kedap suara di bagian dalam rangka. Pada lantai selain diberi lapisan lenolium juga diberi bahan kedap suara. Terhadap aliran panas sinar matahari kereta juga harus diberi pelapis kedap panas.

Pada kereta dengan penyejuk udara, kaca yang dipasang adalah kaca tertutup dua lapis untuk mengurangi aliran dingin menembus dinding kaca ke luar. Kereta yang tidak menggunakan penyejuk udara disediakan jendela-jendela yang bisa dibuka untuk memasukkan lebih banyak udara segar.

Kereta perlu penerangan karena kereta mungkin digunakan untuk perjalanan malam hari. Penerangan juga diperlukan karena kereta kemungkinan melewati terowongan yang gelap. Susunan penerangan harus diatur agar penumpang mendapat cukup penerangan untuk bisa membaca jika tidak pada jam tidur. Penerangan juga harus bisa dikurangi pada jam tidur atau pada saat tidak diperlukan penerangan untuk membaca.

Antara ruang penumpang dengan bordes harus ada pintu yang dapat selalu menutup jika tidak ada orang yang perlu lewat. Pintu ini penting karena polusi suara dan debu dari bordes tidak boleh masuk ke ruang penumpang. Pada kereta berpenyejuk udara peran pintu tersebut menjadi lebih penting agar udara dingin tidak keluar.

Untuk kepentingan pelayanan dan pelaksanaan tugas kondektur perlu ada gang yang menghubungkan semua kereta dalam rangkaian. Keselamatan menyeberang dari satu kereta ke kereta yang lain perlu diperhatikan. Jembatan antara kedua kedua kereta dibuat dari plat baja yang saling menopang dan pada bagian luar terlindung oleh harmonika atau karet penyekat.

Tata suara dan televisi bisa dilengkapi pada kereta untuk meningkatkan pelayanan. Tata suara yang saling terhubung antar kereta dalam rangkaian memerlukan kabel penghubung antar kereta dalam rangkaian.


Jenis kereta antara lain;
Kereta duduk, kereta tidur, kereta bagasi dan kereta restorasi. Konstruksi kereta pada keempat jenis tersebut sama. Yang berbeda hanya isi bagian dalam. Pada kereta bagasi mungkin tidak disediakan toilet.


1/ Kereta Duduk
Kereta duduk di Indonesia dibagi dalam tiga kelas yaitu kelas ekonomi (K3), kelas bisnis (K2) dan kelas eksekutif (K1) dengan fasilitas yang berbeda. Kelas ekonomi menggunakan kursi berhadap-hadapan tanpa penyejuk udara. Kapasitas duduk kelas ekonomi 80 tempat duduk dengan susunan kursi 2-2, dan 106 tempat duduk dengan susunan kursi 2-3. Kelas bisnis menggunakan kursi dengan sandaran bisa dibalik sesuai arah perjalanan dan tanpa penyejuk udara. Kapasitas duduk kelas bisnis 64 tempat duduk. Kelas eksekutif menggunakan kursi yang bisa diputar sesuai arah perjalanan dengan sandaran bisa direbahkan dan menggunakan penyejuk udara. Kapasitas tempat duduk kelas eksekutif 50 sampai 52 tempat duduk.

2/ Kereta Tidur
Disamping kereta penumpang bertempat duduk juga ada kereta penumpang dengan tempat tidur yang disebut kereta tidur. Biasanya ruang kereta dibagi dalam beberapa kompartemen berpintu untuk menghindari ganguan lalu lalang penumpang. Ada juga kereta penumpang berisi tempat tidur tetapi tidak dalam susunan kompartemen untuk memuat lebih banyak tempat tidur.





3/ Kereta Restorasi
Pelayanan kereta restorasi tergantung pada lamanya waktu perjalanan dan kebiasaan masyarakat. Ada perusahaan jalan rel yang memberikan pelayananan makan hanya di kereta restorasi dan makanan tidak bisa diantar ke tempat duduk penumpang. Kereta restorasi dengan pelayanan seperti ini memerlukan dapur dan juga ruang makan. Ruang makan disesuaikan dengan kelas, restorasi pada rangkaian kereta api kelas satu menyediakan ruang makan dengan penyejuk udara.
Pada angkutan jarak menengah seperti kereta api Parahyangan atau Cirebon Ekspres, pelayan makan diantar ke tempat duduk penumpang. Pada kereta restorasi tidak diperlukan ruang makan dan yang diperlukan hanya dapur. Bentuk dapur juga bisa hanya berupa tempat untuk menghangatkan makanan.

4/ Kereta Bagasi
Untuk menampung bagasi penumpang yang tidak dapat atau untuk kemudahan tidak bisa dibawa ke ruang penumpang, disediakan kereta bagasi. Ruang yang tersedia pada kereta bagasi juga bisa dimanfaatkan untuk angkutan parsel atau yang lainnya. Dalam beberapa hal kereta bagasi juga digunakan untuk tempat pembangkit listrik.



Listrik untuk kereta

Kebutuhan listrik pada kereta tergantung kelas dan peralatan yang ada di kereta. Kelas eksekutif yang menggunakan penyejuk udara memerlukan tenaga listrik paling besar. Pada kelas ekonomi kebutuhan listrik hanya untuk penerangan dan kipas angin. Ada tiga altenatif untuk mendapatkan listrik dari kereta.

Alternatif pertama, menggunakan batere dan dinamo. Keunggulan menggunakan batere adalah kereta dapat tetap memiliki sumber listrik walaupun dilepas dari lokomotif dan kereta lainnya. Pada cara ini digunakan listrik arus searah. Batere digantung di bawah lantai kereta diantara dua bogie. Jumlah batere tergantung kebutuhan. Untuk kereta dengan penyejuk udara jumlah batere yang harus disediakan tentu jauh lebih banyak dibandingkan untuk kereta yang hanya membutuhkan listrik untuk penerangan dan kipas angin. Untuk pengisian batere digunakan dinamo yang digerakkan oleh putaran roda kereta. Pada saat kereta bergerak, dinamo bekerja mengisi batere. Pada saat kereta berhenti, kebutuhan listrik dipenuhi oleh batere.

Altenatif kedua, kebutuhan listrik disalurkan dari pembangkit listrik yang ditempatkan pada kereta bagasi. Dengan cara ini jika hubungan kereta dengan kereta bagasi dilepas pada waktu langsir maka tidak ada aliran listrik dan jika hal ini tejadi pada malam hari maka keadaan kereta akan gelap. Keuntungannya besar aliran listrik yang dibutuhkan kereta dapat dipenuhi dengan memasang pembangkit listrik yang sesuai. Tegangan yang digunakan sesuai dengan tegangan generator yaitu tegangan listrik yang umum 220 volt. Perlu disediakan saluran listrik untuk seluruh kereta dalam rangkaian.

Alternatif ketiga, aliran listrik disalurkan dari lokomotif. Dengan menggunakan lokomotif listrik, kebutuhan aliran listrik untuk kereta diambil dari jaringan listrik aliran atas melalui lokomotif. Sebenarnya pada lokomotif diesel elektrik juga dimungkinkan menyalurkan sebagian aliran listrik yang ada di lokomotif untuk kebutuhan kereta yang ditarik.


Kereta Jarak Dekat

Pada kereta yang digunakan untuk angkutan jarak dekat seperti KRL dan KRD, tidak diperlukan adanya toilet di kereta. Kebutuhan akan toilet tetap disediakan tetapi diletakkan di stasiun. Penumpang yang dalam keadaan darurat harus ke toilet, bisa berhenti di stasiun terdekat dan setelah menyelesaikan urusannya dapat melanjutkan perjalanan dengan kereta api berikutnya.




Pada angkutan dalam kota atau angkutan jarak dekat, jumlah stasiun perhentian relatif banyak dan jarak antar satu perhentian dengan perhentian lain relatif pendek. Penumpang pada umumnya banyak dan jumlah yang naik / turun juga banyak. Mengantipasi kebutuhan ini disediakan beberapa pintu pada tiap sisi. Tidak ada bordes agar ruang penumpang menjadi optimal. Disamping itu lantai peron dibuat mendekati tinggi lantai kereta sehingga keluar dan masuk penumpang mudah dan cepat. Pintu yang ada pada KRL / KRD adalah pintu geser yang digerakkan dari kabin masinis.


Jumlah kursi pada angkutan dalam kota atau angkutan jarak pendek relatif sedikit dibanding kereta untuk jarak jauh. Lantai yang lebih luas disediakan untuk penumpang berdiri sehingga daya tampung kereta menjadi lebih besar. Foto disamping memperlihatkan susunan kursi yang relatif minimal pada sebuah KRL. Keselamatan penumpang berdiri terutama pada saat kereta akselerasi dan deselerasi harus dibantu dengan menyediakan gantungan di daerah untuk penumpang berdiri.

KA Kelas Bisnis


KA Kelas Bisnis

Berikut ini adalah beberapa profil mengenai kereta api untuk kelas bisnis :



FAJAR / SENJA UTAMA YOGYA

Kereta Api dengan relasi antara kota Jakarta dengan kota Yogyakarta untuk kelas bisnis ini ada dua kali keberangkatan dalam sehari. KA Fajar Utama Yogya adalah rangkaian kereta yang berangkat dari Jakarta pada pagi hari, sementara untuk yang berangkat pada malam harinya adalah KA Senja Utama Yogya. Kedua jenis KA ini diberangkatkan dari Jakarta melalui stasiun Pasar Senen dan berakhir di stasiun Tugu, Yogyakarta. Jalur yang dilewatinya adalah lintas jalur selatan, dan berhenti di setiap stasiun besar seperti Cirebon, Purwokerto, Kroya, Kutoarjo (tentatif) dan Wates (khusus tujuan ke Yogya).


FAJAR / SENJA UTAMA SEMARANG

Rangkaian kereta api dengan kelas bisnis untuk tujuan Jakarta – Semarang setiap harinya diberangkatkan dua rangkaian kereta. Untuk yang berangkat pada pagi hari adalah KA Fajar Utama Semarang, sedangkan untuk yang berangkat di malam hari adalah KA Senja Utama Semarang. Kedua rangkaian ini berhenti di setiap stasiun besar seperti Cirebon (tentatif), Tegal dan Pekalongan. Jalur yang dilewatinya adalah lintas utara, yang berakhir di stasiun Semarang Tawang.


MADIUN EKSPRES

Kereta api Madiun Ekspres (Madeks) merupakan kereta api yang melayani pemerjalanan Surabaya-Madiun dengan layanan kelas bisnis. Kereta api ini berangkat pagi hari dari Madiun dan siang hari dari Surabaya. Kereta api ini berhenti di stasiun Wonokromo, Mojokerto dan Kertosono.




MALANG EKSPRES

Kereta api Malang Ekspres
(Maleks) diluncurkan bulan September tahun 2006 sebagai alat transportasi alternatif tujuan Surabaya-Malang setelah adanya peristiwa Lumpur Lapindo. Kereta ini melayani pemerjalanan dengan kelas bisnis dan dijalankan dua kali sehari (dari Surabaya siang dan sore hari, dari Malang pagi dan siang hari).




MUTIARA SELATAN

Kereta api Mutiara Selatan adalah merupakan kereta kelas bisnis dengan koridor Bandung – Surabaya Gubeng. Berangkat pada sore hari dari stasiun Bandung dan tiba di Surabaya pada pagi hari. Yang paling mengasyikka
n adalah jika kita naik KA Mutiara Selatan dari Surabaya, hal ini dikarenakan di saat menjelang pagi KA tersebut sedang di daerah pegunungan. Mulai dari Cipendeuy hingga Lebak Jero adalah tempat pemandangan terindah dan berhawa sejuk.


SENJA UTAMA SOLO

Kereta api Senja Solo adalah kereta api kelas bisnis yang dioperasikan oleh PT Kereta Api (Persero) dengan rute Jakarta (Pasar Senen) – Solo Balapan dan sebaliknya, dimana waktu pemberangkatan adalah pada malam hari. Beberapa stasiun besar yang disinggahinya di lintas selatan adalah seperti Cirebon, Kroya, Kutoarjo (tentatif) dan Yogyakarta.

KA Kelas Eksekutif


KA Kelas Eksekutif

Berikut ini adalah beberapa profil mengenai kereta api untuk kelas eksekutif :


BIMA

Bima adalah nama kereta api yang dioperasikan oleh PT Kereta Api di Jawa dengan jurusan Jakarta - Surabaya lewat jalur selatan.

Kereta api Bima pertama kali diluncurkan pada bulan 1 Juni 1967, merupakan awal dari sejarah pengoperasian kereta api dengan fasilitas pengatur suhu ruangan/ Air Conditioner di Indonesia.

Melayani pemerjalan koridor Jakarta - Surabaya dan berjalan menembus birunya malam yang menjadi dasar dari penamaan BIMA (Biru Malam). Selain itu kata Bima dianalogikan pula dengan nama dari salah satu tokoh pewayangan Bima yang memang digambarkan memiliki karakter tubuh tinggi besar, kokoh, kekar, kuat dan pemberani. Sejumlah karakter itu senganja dilekatkan pada KA Bima untuk menggambarkan kehandalan perjalanan dan kualitas pelayanannya yang selalu siap dalam berbagai cuaca.

Diawal pengoperasiannya, KA Bima dilengkapi dengan fasilitas tempat tidur couchettedan eksterior kereta yang sengaja dicat dengan warna biru. Namun sesuai dengan keinginan dari pelanggan sejak tanggal 9 Juni 1990 KA Bima mengalami perubahan interior menjadi kereta kelas eksekutif dengan tetap dilengkapi fasilitas pendingin ruangan (AC).

Perjalanan Gambir - Surabaya Gubeng (825 km) melalui Lintas Selatan ditempuh dalam waktu kurang lebih 13 jam dan berhenti di stasiun Cirebon, Purwokerto, Solobalapan, Madiun, Kertosono dan Jombang. Selain itu, banyak penumpang KA Bima yang melanjutkan perjalanan ke Denpasar dengan menggunakan Kereta api Mutiara Timur.

Untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, sejak tanggal 1 Agustus 2002 rangkaian KA Bima sengaja diganti dengan rangkaian kereta api sekelas Argo dengan kapasitas angkut sebanyak 400 orang (membawa rangkaian 8 kereta kelas eksekutif).



GAJAYANA

Gajayana adalah nama kereta api yang dioperasikan oleh PT Kereta Api di Jawa dengan jurusan Jakarta - Malang melewati jalur selatan.

Kereta api Gajayana diresmikan pengoperasiannya pada tanggal 28 Oktober 1999. Layanan kereta api dengan kapasitas 416 tempat duduk dan terdiri dari 8 kereta kelas eksekutif ini melayani pemerjalan koridor Malang - Jakarta.
Perjalanan sejauh 907 km ditempuh dalam waktu sekitar 14 jam 30 menit dan hanya berhenti di Stasiun Blitar, Tulungagung, Kediri, Madiun, Solobalapan, Yogyakarta dan Purwokerto.

Sebutan Gajayana diambil dari nama seorang raja Kerajaan Kanjuruhan yang bernama Sang Liswa (anak dari Dewasimha), dan terkenal dengan gelar Gajayana yang sangat dicintai oleh para brahmana dan rakyatnya karena membawa ketentraman diseluruh negeri. Kerajaan Kanjuruhan ini berpusat di wilayah Dinoyo, Malang.


HARINA

Kereta api Harina adalah kereta api eksekutif yang melayani jurusan Bandung - Semarang Tawang. Saat ini ada 2 rangkaian kereta yang melayani rute ini secara bergantian. Berangkat dari Bandung malam hari (jam 20.15) dan berangkat dari Semarang malam hari (jam 20.30).

Rute yang dilewati cukup unik, dari Bandung tidak ke arah timur, melainkan ke barat menuju Cikampek, Sampai Cikampek kemudian lokomotifnya diputar dan terus berbalik ke arah timur melewati Cirebon, Pekalongan, sampai berakhir di Semarang Tawang.

Harina sesungguhnya merupakan penerus dari kereta api yang pernah melayani rute Bandung - Semarang sebelumnya, yaitu kereta api Mahesa. Namun rute kereta api Maesa ini berbeda dengan Harina, yaitu dari Bandung ke arah timur menuju Tasikmalaya, Banjar, kemudian Kroya. Di Kroya, lokomotifnya diputar dan kereta api melanjutkan perjalanan melalui Purwokerto, Prupuk, dan dari sini mengambil jalur ke arah utara menuju Tegal lewat Slawi, kemudian terus ke Pekalongan sampai Semarang Tawang. Kemudian berbeda dengan Harina yang keseluruhannya merupakan rangkaian kereta api eksekutif, rangkaian Mahesa terdiri dari campuran kereta api bisnis dan eksekutif.

Mahesa ini rupanya tidak berumur panjang. Beberapa lama kemudian, karena inefisiensi jarak (karena jarak melewati Kroya sampai Tegal ini terlalu panjang) dan respon penumpang yang tidak terlalu menggembirakan, kereta api ini kemudian dihentikan pengoperasiannya. Setelah melalui evaluasi, kemudian diluncurkan kereta api Harina yang rutenya diubah melewati utara (Cikampek Cirebon) sehingga lebih efisien.


JATAYU

Kereta Api Jatayu melayani jalur Surabaya - Malang pada kisaran tahun 1997. Rangkaian kereta tersebut hanya berisi kelas Eksekutif dan ditujukan bagi kalangan bisnis sebagai alternatif armada bus Patas. Pada saat beroperasi pertama kali, harga tiketnya sebesar 9000 rupiah, atau dua kali tarif bus Patas. Saat ini kereta Jatayu sudah tidak aktif, dan saat terakhir kali beroperasi tarifnya 10000 rupiah. Untuk melayani kalangan bisnis, saat ini dioperasikan kereta api Malang Ekspres dengan kelas bisnis dan (direncanakan) eksekutif. Nama Jatayu diambil dari nama salah satu tokoh pewayangan pada cerita Ramayana.


KAMANDANU

Kamandanu adalah nama kereta api yang dioperasikan oleh PT Kereta Api di Jawa dengan jurusan Jakarta - Semarang.

Kereta api Kamandanu mulai dioperasikan pada tanggal 23 Desember 1999 melayani pemerjalan koridor Semarang - Jakarta. Rangkaian KA Kamandanu terdiri dari 7 kereta kelas eksekutif dengan kapasitas tempat duduk sebanyak 364 seat.
Selama perjalanan Jakarta - Semarang Tawang sejauh 445 km, kereta api ini hanya berhenti di stasiun Tegal dan Pekalongan dengan waktu tempuh 6 jam. Dari Jakarta ditawarkan alternatif perjalanan pada siang hari dan dari Semarang berjalan pada malam hari.

Menurut cerita pewayangan Kamandanu adalah nama dari sekelompok kerbau yang dipelihara oleh para dewa khayangan yang digembalakan oleh Dadung Awuk dan pernah dipinjam oleh Raden Arjuna sebanyak 144 ekor sebagai prasyarat sewaktu menikahi Wara Sumbadra


RAJAWALI

Peluncuran perdana KA Rajawali yang melayani pemerjalan koridor Semarang-Surabaya dilakukan pada tanggal 21 Mei 2003 sehari setelah dilakukannya launching KA Harina (Semarang-Bandung). KA Rajawali ini merupakan produk baru untuk mengisi kekosongan layanan KA Eksekutif di koridor Semarang-Surabaya. Perjalanan sejauh 280 km ditempuh dalam waktu sekitar 4 jam dan hanya berhenti di Stasiun Cepu, Bojonegoro dan Lamongan. KA Rajawali ini memiliki kapasitas 260 tempat duduk dalam rangkaian 5 kereta kelas eksekutif sekelas Satwa.

Nama Rajawali diambil dari salah satu jenis burung (satwa) yang dikenal sebagai burung yang perkasa, berani dan terlihat anggun pada saat mengepakkan sayapnya terbang dan melayang di udara. Tentunya penamaan ini sengaja dipilih untuk menggambarkan atribut pelayanan yang ditawarkan oleh KA Rajawali yaitu : safety, kecepatan dan ketepatan waktu serta kenyamanan dalam beperjalanan.


SEMBRANI

Kereta api Sembrani melayani koridor Jakarta - Surabaya Pasarturi sejauh 725 km. Peluncuran perdana KA Sembrani dilakukan pada tanggal 1 Oktober 1995. Produk ini merupakan pembaharuan dan inovasi dari KA Mutiara Utara yang sudah beroperasi mendahuluinya.

Kereta api yang memiliki kapasitas 416 tempat duduk ini (8 kereta kelas eksekutif) menawarkan alternatif perjalanan pada malam hari melalui lintas Utara Pulau Jawa dengan waktu tempuh sekitar 10 jam 30 menit dan hanya berhenti di stasiun Pekalongan, Semarang Tawang, Cepu dan Bojonegoro.

Nama Sembrani diambil dari cerita legenda masyarakat tempo dulu yang menggambarkan seekor kuda bersayap yang dapat terbang dan sangat berani. Dalam cerita pewayangan kuda Sembrani adalah kuda tunggangan Batara Wisnu. Sementara menurut hikayat rakyat Jawa, Sembrani merupakan alat transportasi bagi raja, ratu dan senopati yang konon menurut cerita bila bepergian selalu menggunakan kuda Sembrani agar dapat dengan mudah dan cepat sampai ditujuan.


TAKSAKA

Kereta api Taksaka mulai dioperasikan pada tanggal 19 September 1999 untuk melayani koridor Yogyakarta - Jakarta. Perjalanan sejauh 517 km ditempuh dalam waktu kurang dari 8 jam dan hanya berhenti distasiun Kutoarjo, Purwokerto dan Cirebon.

Pada tanggal 17 Oktober 2001 diluncurkan KA Taksaka II yang menawarkan perjalanan siang hari dari Yogyakarta ke Jakarta dan pada malam hari dari arah sebaliknya, sehingga sejak itu terdapat dua alternatif pilihan perjalanan KA Taksaka pada siang dan malam hari dari stasiun Yogyakarta - Gambir atau sebaliknya.

Rangkaian KA Taksaka terdiri atas 8 kereta kelas eksekutif dan memiliki kapasitas sebanyak 416 tempat duduk.
Taksaka merupakan nama lain dari seekor ular besar/naga dalam cerita pewayangan yang baik hati dan pengayom.


TURANGGA

Kereta api Turangga yang melayani koridor Bandung - Surabaya mulai dioperasikan pada tanggal 2 September 1995. Perjalanan sejauh 699 km ditempuh dalam waktu kurang lebih 12 jam dan hanya berhenti di stasiun Tasikmalaya, Kutoarjo, Yogyakarta, Solo Balapan, Madiun dan Kertosono.
Kereta api dengan desain layanan sekelas eksekutif ini menawarkan alternatif perjalanan pada malam hari dengan membawa rangkaian sebanyak 6 kereta dengan 312 tempat duduk.

kereta api kelas ekonomi

KA Kelas Ekonomi

Berikut ini adalah beberapa profil mengenai kereta api untuk kelas ekonomi :


BENGAWAN

Kereta api Bengawan merupakan kereta api kelas ekonomi yang melayani pemerjalanan antara Jakarta – Solo. Kereta ini diberangkatkan dari stasiun Tanah Abang pada malam hari selepas magrib dengan tujuan stasiun Solo Jebres. Yang menarik dari KA Bengawan ini adalah pada saat tiba di stasiun Purwosari, maka penumpang yang mau melanjutkan perjalanan menuju Wonogiri diperkenankan untuk turun disini dan dapat dilanjutkan dengan mengganti kereta yang sudah dipersiapkan sebelumnya, yaitu KA Feeder Wonogiri. Dan KA Bengawan pun kembali melanjutkan perjalannya menuju stasiun Solo Jebres.

Begitu juga sebaliknya, KA Fedeer dari Wonogiri akan kembali membawa penumpangnya yang akan menuju ke Jakarta hingga di stasiun Purwosari. Begitu KA Bengawan tiba dari Solo, maka ikutlah para penumpang tersebut ke dalam rangkaian KA Bengawan.

BRANTAS

Kereta api Brantas adalah kereta api yang dioperasikan oleh PT Kereta Api dengan koridor Jakarta – Kediri yang merupakan kelas ekonomi, dimana pemberangkatan awal dari Jakarta pada sore hari terdapat pada stasiun Tanah Abang. Adapun tempat stasiun yang disinggahinya adalah Cirebon Prujakan, Tegal, Pekalongan, Semarang Poncol, Gundih, Solo Jebres, Sragen, Madiun, Nganjuk, Kertosono hingga Kediri.

FEEDER PURWOREJO

Kereta Feeder Purworejo adalah satu-satunya pemakai jalur antara Stasiun Kutoarjo hingga Stasiun Purworejo. Setiap harinya kereta ini hanya membawa 2 kereta dan kadang kala hanya 1. Hal ini dikarenakn jumlah penumpang yang relatif sedikit.

KA Feeder ini diberangkatkan dari stasiun Kutoarjo pada waktu pagi dan sore hari. Di saat menjelang Subuh, rangkaian ini telah siap di stasiun Kutoarjo pada jalur 1 dengan menggunakan lokomotif BB300. Saat KA Sawunggalih tiba dari Jakarta, barulah KA Fedeer ini berangkat sambil membawa sebagian penumpang KA Sawunggalih menuju stasiun Purworejo. Kemudian dari Purworejo menjemput penumpang yang akan berangkat ke stasiun Kutoarjo, untuk kemudian dilanjutkan dengan menggunakan KA Sawunggalih Pagi, ataupun KA Ekonomi Kutojaya Selatan. Begitu pula sebaliknya pada sore harinya, dimana KA Fedeer ini akan menjemput penumpang di purworejo yang akan menuju kutoarjo yang mau melanjutkan perjalanan dengan KA Sawunggalih Malam, ataupun KA Ekonomi Kutojaya Selatan.

FEEDER WONOGIRI

Kereta api Bengawan Wonogiri sering disebut “kereta Feeder”. Kereta Feeder adalah satu-satunya pemakai jalur antara Stasiun Purwosari hingga Stasiun Wonogiri. Setiap harinya kereta ini hanya membawa 2 gerbong, kadang kala hanya 1. karena jumlah penumpang yang sangat minim. Jalur kereta api Solo-Wonogiri melintasi jalan protokol Jl. Slamet Riyadi, Solo. Setiap hari kereta ini melayani penumpang yang berangkat dari Stasiun Purwosari. Jam keberangkatan kereta ini tidak tetap karena harus menunggu kereta api Ekonomi Bengawan dari Jakarta. Biasanya kereta Feeder berangkat dari Stasiun Purwosari antara pukul 08.00-09.30. Laju kecepatan kereta ini juga dibatasi.

Ketika berada di dalam kota antara Stasiun Purwosari sampai Stasiun Solo Kota batas maksimum adalah 20 km/jam. Ketika sudah keluar dari Stasiun Solo Kota kecepatan mulai dinaikkan, tetapi kecepatan kereta ini tidak bisa diharapkan sampai 60 km/jam karena rel yang digunakan bukan rel jenis 40 (yang digunakan di jalur Jakarta-Surabaya. Kereta feeder ini sering kecelakaan. Banyak penyebab kecelakaan ini karena kurangnya disiplin lalu lintas.

Banyak kendaraan yang meremehkan kereta ini yang berakhir dengan tabrakan. Pada tahun 2006 terjadi 2 kali kecelakaan kereta. Pertama terjadi di dekat Solo Grand Mall. Sebuah mobil ingin mendahului kereta ini yang sedang berjalan, kemudian yang kedua di dekat Polwil Surakarta. Kereta Feeder berhenti di Stasiun Purwosari, Stasiun Solo Kota, Stasiun Sukoharjo, Stasiun Pasar Nguter-Sukoharjo, dan Stasiun Wonogiri

ARGO PEUYEM

Kereta api jalur Ciroyom-Cianjur-Lampegan adalah rangkaian kereta api ekonomi 2 gerbong yang ditarik oleh sebuah lokomotif berjenis BB301. Warga sekitar biasa menyebutnya dengan Argo Peuyem.

Kereta ekonomi ini berangkat dari Stasiun Kereta Api Ciroyom Bandung setiap hari menuju Cianjur sampai Lampegan dengan rute 2x sehari. Pagi hari pada pukul 7.50, dan sore hari pukul 17.30 WIB. Melintasi jalur yang sebelumnya dipergunakan oleh Kereta Api Jurusan Andir (Bandung) - Sukabumi, kereta ini melewati beberapa stasiun kecil, dan waktu tempuh hingga 3 jam. Sebelumnya, jalur ini merupakan jalur yang menghubungkan Kota Bandung dengan Kota Sukabumi, namun karena terowongan Lampegan yang berada diantara Cianjur dan Sukabumi runtuh pada 8 Februari 2001, maka jalur Bandung-Sukabumi pun ditutup. Meskipun saat ini Terowongan Lampegan sudah selesai direnovasi dan siap untuk dipakai, namun tidak ada kejelasan apakah Jalur Bandung-Sukabumi akan dihidupkan kembali. Bahkan, yang lebih menyedihkan, sejak April 2006, Stasiun Sukabumi "mati suri", karena KRD yang menghubungkan Sukabumi-Bogor tidak dioperasikan kembali.

Kereta Api ini melewati beberapa stasiun kecil, diantaranya Padalarang, Cimahi, Cianjur, Tagog Apu, Cipatat, Cipeuyeum, Cilaku, Sindang Resmi, Gunung Manik dan Lampegan.
Pemandangan selama perjalanan yang sangat indah, antara Cianjur hingga Lampegan, sebetulnya berpotensi menjadikan jalur ini menjadi jalur wisata. Hanya saja, gerbong ekonomi yang dipakai sudah sangat tidak layak, selain sudah tua, kondisi gerbongnya sangat menyedihkan. Kotor, bau, dan berbagai hal lainnya yang tidak membuat nyaman ada pada gerbong-gerbong ini.
Harga karcis bervariasi tergantung tujuan akhir mulai dari Rp 1.500,- sampai Rp 2.500,-. Cukup murah, jika dibandingkan dengan ongkos yang harus dikeluarkan jika kita memakai angkutan kota/bis dari Bandung menuju Cianjur yang bisa mencapai Rp 15.000,-

GAYA BARU MALAM

Kereta api Gaya Baru Malam adalah merupakan salah satu legendaris dari kereta ekonomi di era tahun 70-an, dimana KA ini melayani koridor Jakarta – Surabaya. Saat ini KA Gaya Baru Malam berangkat dari stasiun Jakarta Kota pada siang hari sekitar pukul 12.00, dan berhenti utk untuk mengangkut penumpang di stasiun Pasar Senen, Jatinegara hingga Bekasi.

Dahulu KA ini terbagi dua macam yaitu Gayabarumalam Utara relasi Pasar Senen – Surabaya Turi, dan Gayabarumalam Pasar Senen – Surabaya Gubeng. Dan dulu yang menarik rangkaian ini adalah BB301. Namun seiring dengan berajalannya KA Gayabarumalam Utara pun akhirnya dihapus. Dan sampai ini hanya tinggal KA Gayabarumalam Selatan yang tetap setia mengantar penumpang menuju Surabaya, dengan melewati Cirebon, Purwokerto, Kroya, Kutoarjo, Lempuyangan, Solo Jebres, Madiun, Kertosono, Jombang, Wonokromo, Gubeng, hingga berakhir di stasiun Surabaya Kota (Semut).

KAHURIPAN

Kereta api Kahuripan adalah salah satu rangkaian kereta api kelas ekonomi yang melayani rute Padalarang – Kediri. Berangkat dari stasiun Padalarang pada malam hari, dan akan tiba di stasiun Kediri pada siang keesokan harinya. Jalur yang yang dilintasinya adalah sepanjang sisi selatan pulau Jawa, dan di Kertosono yang merupakan jalur cabang akan berpisah menuju ke Kediri.


KERTAJAYA

Rangkaian kereta api Kertajaya adalah rangkaian kereta kelas ekonomi unggulan dengan relasi Jakarta (Pasar Senen) – Surabaya (Pasar Turi). KA Kertajaya ini sepanjang perjalanannya adalah melintasi jalur utara pulau jawa. Berangkat dari stasiun Pasar Senen di sore hari, dan menjelang pagi sudah masuk ke kota Surabaya. Perjalanan yang relatif cepat untuk KA kelas ekonomi ini.

Stasiun yang disinggahinya antara lain: Cirebon Prujakan, Tegal, Pekalongan, Semarang Poncol, Cepu, Bojonegoro, Babat, Lamongan hingga Surabaya Pasar Turi.

KUTOJAYA SELATAN

KA Kutojaya Selatan adalah kereta api kelas ekonomi yang melayani koridor Bandung – Kutoarjo. Berangkat pada pagi hari dari stasiun Kutoarjo sampai di stasiun Kiara Condong sore harinya. Kemudian pada malam harinya rangkaian tersebut langsung diberangkatkan kembali dari Kiara Condong, Bandung menuju Kutoarjo.


KUTOJAYA UTARA

KA Kutojaya Utara adalah kereta api kelas ekonomi yang melayani koridor Jakarta – Kutoarjo. Berangkat pada pagi hari dari stasiun Tanah Abang (melewati Manggarai dan Jatinegara) sampai di stasiun Kutoarjo sore harinya. Kemudian pada malam harinya rangkaian tersebut langsung diberangkatkan kembali menuju Tanah Abang, Jakarta.

LOGAWA

Logawa adalah salah satu rangkaian kereta api kelas ekonomi unggulan yang melayani rute Jember-Purwokerto yang kemudian diteruskan hingga ke Cilacap dengan bantuan lokomotif Feeder.

Stasiun pemberhentian kereta api ini antara lain Probolinggo, Pasuruan, Bangil, Sidoarjo, Wonokromo, Surabaya Gubeng, Surabaya Kota, diteruskan ke Mojokerto, Jombang, Kertosono, Nganjuk, Madiun, Sragen, Solo Jebres, Klaten, Lempuyangan, Wates, Kutoarjo, Kebumen, Gombong, Kroya, dan dari Purwokerto diteruskan ke Cilacap. Pemerjalanan kereta api ini hanya dilakukan pada siang hari.

MATARMAJA

Matarmaja adalah kereta api ekonomi jurusan Malang-Jakarta. Namanya merupakan akronim dari nama-nama kota yang dilewati, yaitu Malang, Blitar, Madiun, dan Jakarta Pasar Senen.





ODONG-ODONG

Rangkaian kereta api kelas ekonomi yang berangkat dari stasiun Jakarta Kota ini ada dua macam tujuan akhirnya. Ada yang hanya sampai stasiun Karawang saja dan ada yang sampai stasiun Purwakarta (ada juga rangkaian yang menginap). Kereta api yang satu ini sampai saat ini memang tidak / belum ada namanya, namun biasanya PPKA disetiap stasiun menyebutnya dengan KA ekonomi yang berhenti di setiap stasiun. Hanya masyarakat sekitar lah yang entah kenapa yang menjulukinya sebagai si KA Odong-odong.

Kereta api ini berjalan dari stasiun Jakarta Kota – Purwakarta (PP) dan berhenti di setiap stasiun yang disinggahinya. Lama perjalanan KA ini cukup memuaskan, jika berangkat dari stasiun Jakarta Kota jam 9 pagi menuju ke Purwakarta, makan akan sampai di Jakarta Kota kembali bisa sekitar jam 3 atau jam 4 sore.

PANDAN WANGI (JR–BW)

Kereta api Pandan Wangi adalah kereta api kelas ekonomi di wilayah daop IX yang melayani koridor antara Jember – Banyuwangi. Berangkat dari stasiun Jember sekitar jam 15.00 dan sampai di stasiun Banyuwangi sekitar jam 18.00 lewat. Kemudian pada esok pagi harinya KA Pandan Wangi akan berangkat kembali lagi ke stasiun Jember.


PASUNDAN

Rangkaian kereta api Pasundan merupakan kereta api kelas ekonomi yang mempunyai relasi antara Bandung (Kiara Condong) – Surabaya Gubeng. KA Pasundan diberangkatkan dari stasiun Kiara Condong pada pagi hari, dan baru akan tiba si stasiun Surabaya Gubeng sekitar tengah malam. Kemudian pada esok paginya rangkaian ini akan kembali diberangkatkan lagi menuju Bandung.

PATAS MERAK

Rangkaian kereta api kelas ekonomi yang melayani koridor Jakarta Kota hingga Merak untuk saat ini adalah KA Ekonomi Patas Merak yang berangkat pada pagi hari dari stasiun Jakarta Kota. Dahulu sempat ada rangkaian kelas bisnis & eksekutif yang bernama Merak Jaya, kemudian menurun menjadi kelas bisnis saja. Hingga akhirnya KA Merak Jaya menghilang dari jalur peredarannya.

PENATARAN

Kereta api Penataran adalah kereta api ekonomi yang dioperasikan oleh PT Kereta Api (Persero) yang melayani rute Surabaya-Blitar lewat Malang. Uniknya, sesampai di Stasiun Blitar, kereta ini berganti nama menjadi Rapih Dhoho yang melanjutkan perjalanan kembali menuju Surabaya lewat Kertosono.

Nama Penataran diambil dari nama candi peninggalan Kerajaan Majapahit yang terletak di Kabupaten Blitar.

PROGO

Kereta api kelas ekonomi untuk tujuan Lempuyangan, Yogyakarta adalah KA Progo. Berangkat dari Pasar Senen, Jakarta pada malam hari, dan biasanya sampai Lempuyangan matahari telah bersinar terang. KA Progo adalah KA Ekonomi yang paling terakhir berangkat dari Jakarta yang melintasi jalur selatan



RAPIH DHOHO

Kereta api Rapih Dhoho adalah kereta api ekonomi yang dioperasikan oleh PT Kereta Api (Persero) dengan rute Blitar-Surabaya Kota lewat Kertosono dan sebaliknya. Uniknya, sesampai di Stasiun Blitar, kereta ini berganti nama menjadi Penataran dengan rute Blitar-Surabaya Kota lewat Malang. Di Stasiun Kertosono, rangkaian kereta api ini harus berbalik arah (langsir), lalu ke selatan (Blitar) atau timur (Surabaya).
Nama Dhoho diambil dari sebuah nama kerajaan di Kediri, yaitu Dhaha.

SERAYU

Kereta api Serayu merupakan kereta api kelas ekonomi unggulan yang melayani pemerjalanan Jakartakota-Kroya, dijalankan dua kali sehari (siang dan malam). Kereta api Serayu juga dikenal dengan nama Citra Jaya.

Stasiun pemberhentian kereta api ini antara lain Jatinegara, Bekasi, Karawang, Cikampek, Purwakarta, Padalarang, Kiaracondong, Cibatu, Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, Sidareja, Gandrungmangun, Kawunganten, Jeruklegi, Maos, Sikampuh dan Kroya.

SRI TANJUNG

Sri Tanjung adalah salah satu rangkaian kereta api kelas ekonomi unggulan yang melayani rute Banyuwangi-Lempuyangan.
Kereta api ini berhenti di stasiun Kalibaru, Kalisat, Jember, Probolinggo, Pasuruan, Bangil, Sidoarjo, Wonokromo, Surabaya Gubeng, Surabaya Kota, diteruskan ke Mojokerto, Jombang, Kertosono, Nganjuk, Madiun, Sragen, Solo Jebres, Klaten, dan terakhir Lempuyangan.

TAWANG JAYA

KA Tawang Jaya adalah merupakan kereta api kelas ekonomi yang melayani koridor Jakarta – Semarang. Berangkat dari stasiun Pasar Senen adalah pada malam hari, dan merupakan kereta api terakhir yang berangkat dari Jakarta dengan melintasi jalur utara, hingga terakhir berhenti di stasiun Semarang Poncol menjelang pagi hari.

TEGAL ARUM

Kereta api kelas ekonomi yang melayani jalur dari Jakarta hingga Tegal. KA Tegal Arum berangkat dari stasiun Jakarta Kota dan berhenti di setiap stasiun hingga sampai pada stasiun Tegal. Jika ingin puas menikmati perjalanan kereta api yang cukup panjang dengan yang banyak berhentinya, bisa menggunakan kereta ini. Rangkaian KA ini biasanya menggunakan rangkaian dari bekas KA Tawang Jaya.

KRD / DMU

KRD KOMUTER SU-SI

Kereta api yang melayani lintas Surabaya Kota hingga Sidoarjo adalah dengan menggunakan KRD Komuter Su-Si (Surabaya Sidoarjo). Namun untuk beberapa jadwal waktu tertentu, KRD ini juga ada yang melanjutkan perjalanannya hingga melewati stasiun Tanggulangin dan Stasiun Porong. Efek dari luapan lumpur Lapindo yang menggangu arus lalu-lintas jalan raya porong ini juga menyebabkan KRD ini sempat menjadi primadona warga sekitar, sehingga penumpang KRD menjadi bertambah banyak.


KRD CICALENGKA

Kereta api ini melayani koridor di wilayah selatan Jawa Barat, tapatnya antara stasiun Padalarang hingga Cicalengka PP.










KRD BOJONEGORO

Kereta api yang melayani lintas Semarang Poncol – Bojonegoro adalah dengan menggunakan KRD Bojonegoro. Namun ada kalanya jika KRD tersebut bermasalah dengan mesinnya, maka akan ditarik pake lok BB200. Jalur ini melewati sisi utara pulau Jawa dan juga stasiun Cepu.






PANDAN WANGI

Rangkaian KRD Pandan Wangi merupakan layanan yang diberikan oleh PT KA untuk menghubungkan penumpang yang menginginkan perjalanan dari Semarang hingga menuju Solo, atau biasa disebutnya dengan lintas tengah.

Perjalanan KRD ini sehari hanya dua kali saja. Pemberangkatan yang pertama adalah di saat masih pagi buta yang berangkat dari stasiun Purwosari (Solo) menuju stasiun Semarang Poncol. Kemudian kembali lagi dari Semarang sekitar jam 8-an kembali menuju Solo Balapan. Dan siangnya berangkat lagi dari Solo Balapan, hingga kembali ke Purwosari pada malamnya dan rangkaianpun akan stabling di sekitar stasiun Purwosari.

Nikmatnya naek KRD ini adalah goyangannya yang sangat ajrut2-an pada saat melewati lintas tengah, tepatnya antara petak stasiun Brumbung – Gundih. Hal ini dikarenakan selain kondisi tanah yang labil, juga masih banyaknya menggunakan bantalan kayu dan juga rel dengan ukuran yang masih kecil.


KALIGUNG

Rangkaian KRD kaligung ini adalah kereta dengan tujuan Semarang Poncol – Tegal (PP). Dalam sehari ada 4 kali perjalan. Ada kelas bisnis dan juga kelas ekonomi. Jika rangkaian KRD ini bermasalah biasanya sering ditarik dengan lokomotif BB200.

Indahnya pantai utara jawa di siang hari sepanjang stasiun Plabuan hingga Kuripan dapat juga dinikmati dengan menggunakan KRD ini, mengingat jadwal perjalanan kereta ini adanya dari pagi hingga sore.


PRAMEKS

Kereta api Prambanan Ekspres merupakan nama bagi layanan transportasi kereta api (KA) yang menghubungkan kota Yogyakarta dan Solo (hingga Stasiun Palur di timur kota). Saat ini beroperasi tujuh kali pulang pergi dan dikelola oleh PT Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta. KA ini juga berhenti di Stasiun Lempuyangan, Klaten, Purwosari, Solo Balapan, dan Solo Jebres.

KA Prameks Solo–Yogyakarta pergi pulang (PP) kali pertama diluncurkan pada 20 Mei 1994, hanya menggunakan empat rangkaian kereta kelas bisnis yang ditarik oleh lokomotif. Awalnya KA itu berjalan hanya tiga kali sehari pergi pulang. Dalam kurun waktu 14 tahun perjalanannya, KA Prameks telah mengalami beberapa kali perubahan jadwal pemberangkatan maupun sarana yang dipergunakan.

Setelah pola keberangkatannya diubah sesuai dengan keinginan pelanggan menjadi lima kali PP sehari, maka pada masa angkutan Lebaran 1998, manajemen PT KA (Persero) mengganti rangkaian kereta yang ditarik oleh lokomotif menjadi tiga set rangkaian KRD (kereta rel diesel).

Namun karena rangkaian KRD ini dianggap uzur (buatan tahun 1980-an), KA Prameks sering mengalami kerusakan yang mengakibatkan keterlambatan. Akhirnya Ditjen KA Dephub bersama manajemen PT KA menambah satu set armada Prameks berupa KRDE prototipe pertama dari PT Inka Madiun pada 1 Maret 2006 Rangkaian ini adalah yang pertama kali dioperasikan di Indonesia. KRDE ini merupakan modifikasi dari KRL buatan BN/Holec ("Belgien-Nederland-Holland Electric"), Belgia, yang dimodifikasi oleh PT INKA dengan mengganti sumber daya menggunakan satu mesin diesel.

Lima unit kereta Prameks per rangkaian KRDE tersebut terdiri atas satu unit kereta engine diesel, satu unit kereta ko-trailer, dua unit kabin trailer dan satu unit trailer ditambah kabin masinis.

Sejak 13 Maret 2006, ditambahlah dua perjalanan KA Prameks ini menjadi tujuh kali PP. Seiring dengan dioperasikannya jalur rel ganda Yogyakarta-Kutoarjo pada 29 September 2007 dan sekaligus untuk memenuhi permintaan masyarakat Kulonprogo dan Kutoarjo, PT KA Daop VI Yogyakarta sejak 15 Oktober 2007 mulai melakukan uji coba perjalanan KA Prameks Yogyakarta-Kutoarjo-Solo Balapan PP dengan pola operasi dua kali perjalanan sehari.

Dengan bertambahnya dua set KRDE yang diluncurkan oleh Menhub di Balapan, Sabtu (16/2) lalu, pola operasi KA Prameks Solo-Yogyakarta mengalami peningkatan dari tujuh kali menjadi 10 kali PP. Sedangkan Solo (Yogyakarta)-Kutoarjo menjadi empat kali PP.

Dari tahun ke tahun, jumlah penumpang KA Prameks semakin meningkat. Saat ini rata-rata penumpang sekitar 3.500 orang/hari dan pada hari Minggu atau liburan mencapai 5.000 penumpang. Barangkali mobilitas yang cukup tinggi bagi masyarakat Solo, Yogyakarta dan sekitarnya ini sudah tidak bisa dibendung lagi.

Penumpang KA Prameks terbagi dalam beberapa komunitas penumpang KA Prameks menjadi enam bagian. Pertama, adalah pelanggan harian atau pelaju yang berprofesi sebagai dosen, dokter, pegawai pemerintah, atau pegawai swasta. Kedua, adalah para mahasiswa S1, S2, S3 yang melaju setiap hari atau terkadang sepekan sekali. Ketiga, adalah pedagang yang memiliki akses dengan Pasar Beringharjo dan Malioboro di Yogyakarta atau di Pasar Klewer dan Pasar Gede di Solo yang jumlahnya relatif kecil. Keempat, adalah penumpang yang betul-betul baru, mereka mengisi liburan bersama keluarga sekaligus ingin menikmati perjalanan dengan KA Prameks. Kelima, adalah turis mancanegara yang sedang dalam perjalanan dari Yogyakarta menuju ke Solo atau sebaliknya. Keenam, adalah rombongan wisata dadakan anak-anak TK dengan tujuan Yogyakarta atau Solo, rombongan wisata siswa pelajar dari luar kota seperti Magelang dan Temanggung.

Setelah mendapatkan rangkaian prototipe KRDE, sekarang penumpang KA Prameks berharap besar dengan kehadiran KA Prameks ber pendingin udara.