Kamis, 01 Maret 2012

cara membalik wesel

Membalik / menggeser / memindahkan posisi wesel pada umumnya dapat dilakukan dengan tiga cara :

(I) Pertama,
Cara manual dengan menggunakan tenaga manusia dan dioperasikan setempat. Wesel yang dioperasikan secara manual, pada batang pembalik diberi pemberat sekitar 45 kg yang berbentuk seperti pentolan. Maksud pemberat adalah untuk menekan batang pemindah wesel, agar lidah wesel menempel pada rel utama dan tidak tergantung kearah mana wesel diposisikan. Sehingga pada saat kereta api melewatinya, lidah wesel tersebut tidak dapat bergerak.
Selain itu sinyal penunjuk wesel (berbentuk eblek berwarna putih seperti bendera) yang terdapat pada ujung atas tiang pemindah wesel, berfungsi untuk membantu sang masinis agar dapat melihat dan mengetahui ke arah mana kereta api akan berbelok. Sehingga dapat mengatur kecepatan dan proses pengeremannya.





Masih cara memindahkan posisi wesel dengan cara manual, pada foto wesel disamping kanan menunjukkan bagaimana posisi batang pentolan yang sedang dalam keadaan tertidur. Namun sangat disayangkan tiang sinyal yang dapat berfungsi membantu pandangan masinis dari kejauhan tampaknya sudah hilang. Entah ini apakah ulah manusia, oknum atau memang mungkin sengaja ditiadakan karena dianggap tidak perlu.




Sementara posisi batang pentolan yang sedang berdiri & membentuk sudut kemiringan sekitar 45 derajat, menunjukkan bahwa pentolan dengan berat sekitar 45 kg tersebut telah menjalankan fungsi pemberatnya dengan baik untuk mengunci posisi lidah wesel agar tidak bergeser pada saat kereta api lewat.






Keuntungan:
* posisi lidah wesel dapat langsung dilihat secara kasat mata dari dekat.
Kerugian:
* lebih memakan waktu, karena harus ada orang yang datang untuk memindahkannya.


(II) Kedua,
Dengan menggunakan kawat dan dioperasikan dari jarak jauh. Model seperti ini tentunya akan lebih menghemat waktu
dibandingkan dengan cara pertama. Karena dapat dikendalikan secara terpusat dari dalam rumah sinyal ataupun stasiun. Beberapa stasiun di pulau Jawa masih banyak yang menggunakan model kawat sampai sekarang, walaupun kelak suatu saat akan habis tergantikan oleh sistem elektrifikasi.
Sinyal penunjuk wesel (seperti eblek, berbentuk belah ketupat warna putih & lingkaran warna hijau, menempel saling berlawanan) yang berada persis disamping lidah wesel juga berfungsi bagi masinis untuk mengetahui kemana arah kereta. Jika dari arah datangnya kereta api masinis yang dari kejauhan melihat posisinya berwarna putih, maka dapat dipastikan KA akan memasuki spur lurus. Sedangkan jika dari posisi yang sama namun masinis melihat ebleknya berwarna hijau, maka KA pasti akan memasuki spur belok (bisa kiri ataupun kanan) dan masinis harus mengurangi kecepatannya.

Tuas pada foto disamping merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan wesel yang ada di sekitar emplasemen stasiun dan / atau wesel yang lokasinya agak jauh dari stasiun dengan melalui perantaranya yaitu kawat. Tidak hanya itu, kawat ini juga berperan penting dalam menggerakkan sinyal mekanik yang menunjukkan aman atau tidaknya rel yang akan dilintasi kereta api. Pemindahan posisi tuas ini juga harus sejalan antara wesel dengan sinyal masuk / keluar stasiun. Sehingga kereta api yang lewat akan berjalan sesuai dengan aturan yang ada.

Keuntungan:
* pemindahan wesel dapat dilakukan dari satu tempat yaitu stasiun.
* tuas yang ada bisa dijadikan alat fitness bagi petugas yang menggerakkan wesel.
Kerugian:
* rawan disabotase, bisa karena iseng atau karena mengandung komponen logam yang berharga jual tinggi.


(III) Ketiga,
Menggunakan motor listrik dan dioperasikan dari jarak jauh dengan memanfaatkan hubungan arus listrik. Alat ini dapat dikendalikan dari stasiun melalui meja layan setempat atau dikendalikan secara terpusat dalam suatu Daop melalui meja layan terpusat. Ciri khas dari alat pemindah wesel model elektrik adalah, terdapat kotak (biasanya berwarna kuning) yang berada pada bagian samping lidah wesel dan ada semacam batang pipa besi yang berfungsi sebagai penghubung antara alat tersebut dengan lidah wesel. Dengan menggunakan sistem elektrik ini tentunya akan lebih menghemat tenaga dan waktu dalam membalik wesel.

Pada mekanisme pembalikan wesel baik dengan menggunakan kawat atau motor listrik, sebagai pengganti pemberat perlu ada pengaman sehingga wesel tetap dalam posisi sempurna walaupun kawat penarik tersebut putus.



Jika suatu saat terjadi hal-hal yang tidak diharapkan dalam rangka proses pembalikan wesel
model elektrik yang mengakibatkan pergerakan wesel menjadi berjalan tidak sempurna, misalnya karena motor listrik terendam banjir atau yang lainnya (biasanya sering disebut dengan istilah Gangguan Wesel). Maka petugas setempat harus siap turun tangan langsung ke lokasi dimana wesel yang bermasalah tersebut berada. Hal ini tentunya akan banyak menyita waktu, karena motor listrik yang terdapat dalam kotak pemindah wesel harus diputar secara manual dengan menggunakan engkol. Tidak sampai disitu saja, engkol yang sudah dimasukkan ke dalam celah kotak wesel harus diputar sebanyak 30 kali putaran atau lebih.Cukup pegal memang untuk tangan kita, walaupun beban putarannya tidak terlalu berat. Disinilah dapat dipastikan bahwa perjalanan kereta api yang akan melewati lintas ini akan terganggu, yaitu mengakibatkan molornya waktu perjalanan kereta api.

Nah, proses pembalikan wesel akan menjadi lebih kusut lagi jika kerusakan yang dialami terdapat pada sekitar emplasemen stasiun seperti pada foto disamping ini. Gak kebayang aja gimana petugasnya harus mondar-mondir ke setiap wesel yang ada untuk memutarkan engkolnya satu persatu agar lidah wesel dapat bergeser ke posisi yang diinginkan.
Kalau mau tau lebih jelas ceritanya, silahkan tanya saja kepada petugas setempat… :D :D


Hal yang perlu diperhatikan sebagai penumpang kereta api ketika terjadi gangguan wesel ini adalah kita harus bersabar, karena bagaimanapun juga lamanya waktu kita menunggu tentu adalah demi KESELAMATAN kita bersama sepanjang perjalanan dengan menggunakan alat transportasi kereta api.



Sekian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar