Kamis, 01 Maret 2012

PTKAI

KERETA

Kendaraan untuk angkutan penumpang disebut kereta. Sebagai obyek, angkutan penumpang relatif lebih homogen dibanding barang. Jarak angkutan berpengaruh pada konstruksi kereta. Pada kereta angkutan jarak dekat seperti kereta dalam kota, tidak dibutuhkan kenyamanan seperti kereta untuk angkutan jarak jauh. Pintu yang lebar harus disediakan pada kereta jarak dekat untuk memberikan kemudahan naik dan turun yang cepat.

Masa yang besar dari lokomotif pada waktu kecelakaan bisa menjadi bahaya yang sangat mematikan bagi keselamatan penumpang dalam kereta. Konstruksi yang kokoh merupakan salah satu persyaratan teknis yang harus dipenuhi disamping mampu melaju dengan kecepatan seperti yang diharapkan.

Jumlah kereta yang dibutuhkan untuk mendukung kebutuhan operasi tergantung pada efisiensi pemanfaatan kereta yang dimiliki. Semakin sedikit jumlah kereta yang dibutuhkan untuk pemeliharaan di Dipo dan di Balai Yasa maka semakin sedikit jumlah armada kereta yang dibutuhkan. Tingkat efisiensi ini didapat dengan melakukan pemeliharaan dan perawatan yang baik.

Cara mengoperasikan kereta juga berpengaruh pada pendapatan dari angkutan penumpang dan jumlah kereta yang dibutuhkan. Jika kereta lebih banyak waktunya digunakan unutk mengangkut penumpang maka utilisasi kereta akan semakin tinggi. Untuk mendapatkan utilisasi yang tinggi perlu diatur rute perjalanan kereta sehingga secara sambung-menyambung waktu yang tersedia bisa digunakan sebanyak mungkin untuk bergerak dan mengangkut penumpang.


Konstruksi kereta harus bisa melindungi penumpang dari bahaya. Dinding kereta yang lama dibuat dari kayu dan rangka dasar dibuat dari baja. Pada umumnya kereta yang sekarang dibuat dari lembaran baja dimana dinding, alas dan atap dibuat menjadi satu kesatuan rangka tunggal (monocoque). Konstruksi baja ditambah alat tolak-tarik otomatis menyebabkan bobot kereta relatif tinggi per satuan penumpang dibanding alat transportasi lainnya. Bobot kereta yang tinggi juga berpengaruh terhadap biaya operasi, karena konsumsi BBM tergantung pada berat kendaraan. Semakin berat kereta maka semakin banyak BBM perlu dikonsumsi untuk menarik kereta tersebut.

Upaya untuk menurunkan berat kereta terus dilakukan. Pada beberapa kereta digunakan rangka dari almunium untuk mendapat berat kereta yang lebih ringan. Pengurangan berat juga dilakukan dengan menghemat jumlah bogie melalui konstruksi artikulasi, dimana dua kereta pada ujungnya menopang pada satu bogie.

Kelengkapan pada kereta tergantung pada tingkat kenyamanan yang diharapkan penumpang, berapa banyak penumpang mampu membayar biaya perjalanan, apakah digunakan untuk jarak dekat atau jarak jauh dan jumlah rata-rata bagasi yang dibawa. Kombinasi antara unsur-unsur tersebut berpengaruh pada biaya investasi kereta.


Untuk angkutan jarak menengah dan jarak jauh adanya toilet merupakan syarat penting. Toilet diletakkan pada kedua ujung kereta dengan pintu menghadap ke bordes. Pintu dibuat menghadap ke bordes merupakan solusi dari bentuk toilet sebelumnya dengan pintu menghadap ke gang. Karena kebersihan yang kurang terjamin seringkali toilet mengeluarkan bau dan bau tersebut masuk ke ruang penumpang.

Kebutuhan air untuk toilet harus disediakan cukup untuk selama perjalanan atau akan diisi kembali setelah menempuh jarak tertentu. Tangki persediaan air biasanya terbuat dari tembaga dipasang di atas toilet dan di bawah atap. Pengisian air dilakukan di stasiun menggunakan saluran ke atas kereta.

Interaksi roda dan rel sepanjang perjalanan kereta api menimbulkan polusi suara. Agar polusi suara tidak masuk ke ruang penumpang, kereta perlu diberi pelapis kedap suara di bagian dalam rangka. Pada lantai selain diberi lapisan lenolium juga diberi bahan kedap suara. Terhadap aliran panas sinar matahari kereta juga harus diberi pelapis kedap panas.

Pada kereta dengan penyejuk udara, kaca yang dipasang adalah kaca tertutup dua lapis untuk mengurangi aliran dingin menembus dinding kaca ke luar. Kereta yang tidak menggunakan penyejuk udara disediakan jendela-jendela yang bisa dibuka untuk memasukkan lebih banyak udara segar.

Kereta perlu penerangan karena kereta mungkin digunakan untuk perjalanan malam hari. Penerangan juga diperlukan karena kereta kemungkinan melewati terowongan yang gelap. Susunan penerangan harus diatur agar penumpang mendapat cukup penerangan untuk bisa membaca jika tidak pada jam tidur. Penerangan juga harus bisa dikurangi pada jam tidur atau pada saat tidak diperlukan penerangan untuk membaca.

Antara ruang penumpang dengan bordes harus ada pintu yang dapat selalu menutup jika tidak ada orang yang perlu lewat. Pintu ini penting karena polusi suara dan debu dari bordes tidak boleh masuk ke ruang penumpang. Pada kereta berpenyejuk udara peran pintu tersebut menjadi lebih penting agar udara dingin tidak keluar.

Untuk kepentingan pelayanan dan pelaksanaan tugas kondektur perlu ada gang yang menghubungkan semua kereta dalam rangkaian. Keselamatan menyeberang dari satu kereta ke kereta yang lain perlu diperhatikan. Jembatan antara kedua kedua kereta dibuat dari plat baja yang saling menopang dan pada bagian luar terlindung oleh harmonika atau karet penyekat.

Tata suara dan televisi bisa dilengkapi pada kereta untuk meningkatkan pelayanan. Tata suara yang saling terhubung antar kereta dalam rangkaian memerlukan kabel penghubung antar kereta dalam rangkaian.


Jenis kereta antara lain;
Kereta duduk, kereta tidur, kereta bagasi dan kereta restorasi. Konstruksi kereta pada keempat jenis tersebut sama. Yang berbeda hanya isi bagian dalam. Pada kereta bagasi mungkin tidak disediakan toilet.


1/ Kereta Duduk
Kereta duduk di Indonesia dibagi dalam tiga kelas yaitu kelas ekonomi (K3), kelas bisnis (K2) dan kelas eksekutif (K1) dengan fasilitas yang berbeda. Kelas ekonomi menggunakan kursi berhadap-hadapan tanpa penyejuk udara. Kapasitas duduk kelas ekonomi 80 tempat duduk dengan susunan kursi 2-2, dan 106 tempat duduk dengan susunan kursi 2-3. Kelas bisnis menggunakan kursi dengan sandaran bisa dibalik sesuai arah perjalanan dan tanpa penyejuk udara. Kapasitas duduk kelas bisnis 64 tempat duduk. Kelas eksekutif menggunakan kursi yang bisa diputar sesuai arah perjalanan dengan sandaran bisa direbahkan dan menggunakan penyejuk udara. Kapasitas tempat duduk kelas eksekutif 50 sampai 52 tempat duduk.

2/ Kereta Tidur
Disamping kereta penumpang bertempat duduk juga ada kereta penumpang dengan tempat tidur yang disebut kereta tidur. Biasanya ruang kereta dibagi dalam beberapa kompartemen berpintu untuk menghindari ganguan lalu lalang penumpang. Ada juga kereta penumpang berisi tempat tidur tetapi tidak dalam susunan kompartemen untuk memuat lebih banyak tempat tidur.





3/ Kereta Restorasi
Pelayanan kereta restorasi tergantung pada lamanya waktu perjalanan dan kebiasaan masyarakat. Ada perusahaan jalan rel yang memberikan pelayananan makan hanya di kereta restorasi dan makanan tidak bisa diantar ke tempat duduk penumpang. Kereta restorasi dengan pelayanan seperti ini memerlukan dapur dan juga ruang makan. Ruang makan disesuaikan dengan kelas, restorasi pada rangkaian kereta api kelas satu menyediakan ruang makan dengan penyejuk udara.
Pada angkutan jarak menengah seperti kereta api Parahyangan atau Cirebon Ekspres, pelayan makan diantar ke tempat duduk penumpang. Pada kereta restorasi tidak diperlukan ruang makan dan yang diperlukan hanya dapur. Bentuk dapur juga bisa hanya berupa tempat untuk menghangatkan makanan.

4/ Kereta Bagasi
Untuk menampung bagasi penumpang yang tidak dapat atau untuk kemudahan tidak bisa dibawa ke ruang penumpang, disediakan kereta bagasi. Ruang yang tersedia pada kereta bagasi juga bisa dimanfaatkan untuk angkutan parsel atau yang lainnya. Dalam beberapa hal kereta bagasi juga digunakan untuk tempat pembangkit listrik.



Listrik untuk kereta

Kebutuhan listrik pada kereta tergantung kelas dan peralatan yang ada di kereta. Kelas eksekutif yang menggunakan penyejuk udara memerlukan tenaga listrik paling besar. Pada kelas ekonomi kebutuhan listrik hanya untuk penerangan dan kipas angin. Ada tiga altenatif untuk mendapatkan listrik dari kereta.

Alternatif pertama, menggunakan batere dan dinamo. Keunggulan menggunakan batere adalah kereta dapat tetap memiliki sumber listrik walaupun dilepas dari lokomotif dan kereta lainnya. Pada cara ini digunakan listrik arus searah. Batere digantung di bawah lantai kereta diantara dua bogie. Jumlah batere tergantung kebutuhan. Untuk kereta dengan penyejuk udara jumlah batere yang harus disediakan tentu jauh lebih banyak dibandingkan untuk kereta yang hanya membutuhkan listrik untuk penerangan dan kipas angin. Untuk pengisian batere digunakan dinamo yang digerakkan oleh putaran roda kereta. Pada saat kereta bergerak, dinamo bekerja mengisi batere. Pada saat kereta berhenti, kebutuhan listrik dipenuhi oleh batere.

Altenatif kedua, kebutuhan listrik disalurkan dari pembangkit listrik yang ditempatkan pada kereta bagasi. Dengan cara ini jika hubungan kereta dengan kereta bagasi dilepas pada waktu langsir maka tidak ada aliran listrik dan jika hal ini tejadi pada malam hari maka keadaan kereta akan gelap. Keuntungannya besar aliran listrik yang dibutuhkan kereta dapat dipenuhi dengan memasang pembangkit listrik yang sesuai. Tegangan yang digunakan sesuai dengan tegangan generator yaitu tegangan listrik yang umum 220 volt. Perlu disediakan saluran listrik untuk seluruh kereta dalam rangkaian.

Alternatif ketiga, aliran listrik disalurkan dari lokomotif. Dengan menggunakan lokomotif listrik, kebutuhan aliran listrik untuk kereta diambil dari jaringan listrik aliran atas melalui lokomotif. Sebenarnya pada lokomotif diesel elektrik juga dimungkinkan menyalurkan sebagian aliran listrik yang ada di lokomotif untuk kebutuhan kereta yang ditarik.


Kereta Jarak Dekat

Pada kereta yang digunakan untuk angkutan jarak dekat seperti KRL dan KRD, tidak diperlukan adanya toilet di kereta. Kebutuhan akan toilet tetap disediakan tetapi diletakkan di stasiun. Penumpang yang dalam keadaan darurat harus ke toilet, bisa berhenti di stasiun terdekat dan setelah menyelesaikan urusannya dapat melanjutkan perjalanan dengan kereta api berikutnya.




Pada angkutan dalam kota atau angkutan jarak dekat, jumlah stasiun perhentian relatif banyak dan jarak antar satu perhentian dengan perhentian lain relatif pendek. Penumpang pada umumnya banyak dan jumlah yang naik / turun juga banyak. Mengantipasi kebutuhan ini disediakan beberapa pintu pada tiap sisi. Tidak ada bordes agar ruang penumpang menjadi optimal. Disamping itu lantai peron dibuat mendekati tinggi lantai kereta sehingga keluar dan masuk penumpang mudah dan cepat. Pintu yang ada pada KRL / KRD adalah pintu geser yang digerakkan dari kabin masinis.


Jumlah kursi pada angkutan dalam kota atau angkutan jarak pendek relatif sedikit dibanding kereta untuk jarak jauh. Lantai yang lebih luas disediakan untuk penumpang berdiri sehingga daya tampung kereta menjadi lebih besar. Foto disamping memperlihatkan susunan kursi yang relatif minimal pada sebuah KRL. Keselamatan penumpang berdiri terutama pada saat kereta akselerasi dan deselerasi harus dibantu dengan menyediakan gantungan di daerah untuk penumpang berdiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar